Sekolah Khoiru Ummah Cianjur

Beberapa pekan lalu, kami mengadakan acara Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) untuk siswa-siswi kelas atas (4-6). Memang agenda ini sudah lama terhenti sejak pandemi tiba. Seolah terlupakan oleh hiruk pikuknya jadwal KBM yang kian padat sejak dibukanya kembali sekolah offline, akhirnya bisa terlaksana.

Serupa dengan OSIS, Ikatan Ra’in Khoiru Ummah (Ikrimah) dibentuk. Diadakan pemilihan seperti pemilu dengan adanya bilik suara dan pencoblosan nama-nama kandidat. Yang terpilih adalah ananda Edelweis Najla Waliana dan Lubna Hafiza dari kelas 6, dua santriwati yang punya jiwa pemimpin serta punya segudang prestasi.

Setelah dua bulan berlalu, puncak acarany adalah LDKS, kegiatan menginap selama dua hari satu malam di tempat yang bukan biasanya kami mabit. Serta diisi kegiatan layaknya kita di masa sekolah dulu, membangkitkan memori sekali. 

Di sore hari diisi kegiatan materi kepemimpinan, malam hari dibagi pos, dan setiap posnya ada tes keberanian. Beragam ekspresi, menantang ketakutan harus dilewati ananda. Di pagi hari bersiap untuk acara puncak, menuju Bogeg Water Park.

Bogeg untuk sebagian asatidz yang tinggal di daerah sana punya kenangan tersendiri, suasana sawah dan perkampungan indah, dan irigasi menjadi daya tarik masa kecil kami. Anak kampung yang setiap hari main kesana. Anak-anak Khoiru Ummah harus kesana, titik. Mereka harus merasakan apa yang kami rasakan.

Dan benar saja, momen seru ini dirasakan juga, manakala di pos terakhir ananda harus terjun basah-basahan di Bogeg, terjun dari atas irigasi, berjalan diantara debit air yang sedang sampai tinggi. Ada yang takut, ada yang meringis sambil setengah menangis, ada yang takut basah rambutnya (ini khusus akhwat)

Diantara semua kegiatan dua hari ini, adalah menciptakan momen “mahal” untuk mereka, gempuran generasi Z atau stroberi yang orang katakan. Generasi zilenial sulit untuk hidup bersama alam karena gawai yang ada di pandangan setiap hari. Sementara Islam butuh orang-orang yang siap tempur dengan berbagai keadaan. Fisik dan jiwanya harus terlatih dengan tempaan hidup dan masalah kompleks.

Warna dunia pun terlihat di Bogeg, bagaimana Allah menggambarkan langit, bumi dengan hamparan sawah dan tanah yang indah. Tiada mata berkedip selain mengucap dzikir atas nikmat pandangan mata ini.


الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ.ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ


(Dia juga) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu tidak akan melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih ketidakseimbangan sedikit pun. Maka, lihatlah sekali lagi! Adakah kamu melihat suatu cela? Kemudian, lihatlah sekali lagi (dan) sekali lagi (untuk mencari cela dalam ciptaan Allah), niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu dengan kecewa dan dalam keadaan letih (karena tidak menemukannya).

Q.S. Al-Mulk ayat 3-4

Sekelumit kegiatan yang akan menumbuhkan jiwa pemimpin bahwa di masa depan, dunia butuh orang-orang serba bisa. Dengan Quran sebagai pondasi, ditopang jiwa-jiwa yang tumbuh dengan ragamnya kehidupan. Wallahu a’lam.

Ina Agustiani, S.Pd

Video Kegiatan LDKS

Leave a Reply

Your email address will not be published.